Sekapur Sirih Sejarah dan Makna Isra’ Mi’raj

Peristiwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab. Jika biasanya wahyu untuk Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril, kali ini Allah SWT memberikan perintahnya langsung pada Rasulullah SAW.
Isra’ Mi’raj sendiri merupakan dua peristiwa yang terjadi pada waktu yang berbeda, bukan merupakan satu peristiwa saja. Peristiwa Isra’ Mi’raj ini sangat penting karena berkaitan dengan ibadah utama bagi umat Muslim, yakni sholat 5 waktu.


Isra’ Mi’raj berasal dari dua kata, yakni ‘isra’ yang berasal dari kata ‘asra’ yang berarti perjalanan dan Mi’raj’ yang berarti tangga atau perjalanan.

Isra’ merupakan peristiwa perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW mengendarai Buraq.
Mi’raj merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah langsung (perintah sholat).

Allah SWT memanggil Rasul untuk menyampaikan perintah mendirikan salat bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Awalnya, Rasul diperintahkan untuk menjalankan 50 kali salat. Namun, karena takut umatnya tak bisa menjalankan salat sebanyak 50 waktu, Nabi Muhammad SAW meminta keringanan hingga hanya perlu menjalankan perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam.


Pengertian Sholat secara Definitif dan Esensil

Pengertian secara bahasa, sholat berasal dari bahasa Arab yaitu shalla, yang berarti do’a atau cara berdoa untuk meminta permohonan kepada Allah SWT.
Sementara kata sholat atau salat dalam KBBI dideskripsikan sebagai ibadah kepada Allah SWT dan wajib dilakukan setiap Muslim sesuai syarat, rukun, dan bacaan tertentu.
Makna dari pengertian sholat secara bahasa ini tertulis dalam arti Q.S. At-Taubah ayat 103, dengan bunyi seperti berikut:


وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Pengertian secara Istilah, sholat adalah rangkaian ucapan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Pengertian sholat secara istilah ini disampaikan Syekh Muhammad bin Qasim al-Gharabili dalam kitab Fathul Qarib:

 
وشرعا – كما قال الرافعي: أقوالٌ وأفعال مُفتَتحَةٌ بالتكبير، مختتمةٌ بالتسليم بشَرائطَ مخصوصةٍ


“Dan secara istilah (syara’) sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ar-Rofi’i, salat adalah rangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali takbir dan diakhiri dengan salam, serta syarat-syarat yang telah ditentukan.”

Hikmah dari Sholat


Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha merangkum dalam Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhabi Imam al-Syafi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000) juz I, hal.98, tentang hikmah dari sholat.

Pada rangkaian sholat terdapat sujud, yaitu posisi yang menunjukkan keadaan kita sebagai umat untuk merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta. Sebab kita hanya seorang hamba yang mutlak sepenuhnya milik Allah SWT.

Dengan melaksanakan sholat, berarti tidak ada yang mampu memberikan sebaik-baiknya pertolongan, melainkan hanya bantuan dari kuasa Allah SWT.

Sholat fardu atau wajib ditetapkan sebanyak 5 kali dalam sehari. Ini adalah bentuk kecintaan dari Allah SWT untuk selalu membuka kesempatan umatnya dalam bertobat. Sebab dalam satu hari, setiap makhluk ciptaan Allah pasti tidak luput dari perbuatan dosa yang sengaja maupun tidak disengaja.

Sholat dapat memperkuat tingkat keimanan terhadap Allah SWT. Sebab dalam kehidupan sehari-hari, setiap makhluk ciptaan Allah pasti tidak luput dari godaan duniawi.

Makna Sholat sebagai Transformasi Gerakan Sosial